Kamis, 15 November 2012

Cibolang Hot Spring

Cibolang Hot Spring Water

Cibolang dengan luas 2 Ha terletak di RPH Wayang Windu, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Yang secara administratif pemerintahan terletak di desa Wayang Windu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
 
Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman (kaliandra dan pinus), terletak pada ketinggian 1450 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya datar dan berbukit. Kawasan ini mempunyai curah hujan 4000 mm/th dengan suhu udara 23 - 250 C.



Potensi Wilayah

Sumber air yang ada berupa mata air yang ada berupa air panas saat ini dimanfaatkan dengan cara membuat penampungan untuk keperluan minum dan MCK. Potensi visual lansekap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam berupa perkebunan teh dan pegunungan, sedangkan gejala alam/potensi visual lansekap di dalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah air panas dan kawah.
 
Potensi Wisata

Wana wisata ini digunakan untuk wisata harian. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah piknik, mandi air panas dan berenang.
 
WW Cipanas Cibolang atau dikenal Wayang Windu merupakan salah satu obyek di perkebunan Teh XIII pangalengan. Meskipun masih banyak obyek wisata sumber air panas di daerah lainnya seperti Ciater dan Cipanas Garut, Cibolang mempunyai ciri khas. Air panas yang bersumber dari Gunung Windu ini memiliki kadar yodium tinggi sehingga dapat menyembuhkan penyakit rematik.
 
Bukan itu saja, alamnya yang masih perawan merupakan daya tarik yang utama kita akan mendapatkan permadani teh yang hijau sekaligus udara yang sejuk dan bersih. Selain itu kita juga dapat menikmati Kawah Gunung Windu dengan jarak yang tidak terlalu jauh yaitu 600 m dari obyek sumber air panas.
 

wisata pangalengan

Ingin berwisata yang mempunyai keindahan alam serta berhawa sejuk? Pangalengan adalah tempatnya.

Kota kecil di sekitar 45 km dari Bandung ke arah selatan ini terkenal sebagai penghasil aneka sayuran hijau yang dikirim ke beberapa kota di Indonesia. Pangalengan terkenal sebagai daerah pertanian, peternakan, serta perkebunan teh dan kina yang dikelola oleh PTPN dan daerah penghasil susu sapi.

Di wilayah ini banyak sekali industri yang mengolah susu sapi menjadi produk-produk makanan, seperti permen susu (caramel), kerupuk susu, dodol susu, tahu susu, dan noga susu.

Perjalanan ke Pangelengan akan menjadi pengalaman sungguh menyenangkan karena banyak pesona wisata, di antaranya wisata perkebunan, danau, hutan serta petualangan rafting. Semuanya cocok untuk melepaskan ketegangan dan menyegarkan kembali pikiran Anda.

Pangalengan menjadi salah satu lokasi ekowisata yang sedang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk menjadi daerah tujuan wisata andalan melalui program sadar wisata.
 


Di tempat ini, terdapat banyak tempat wisata yang menarik, seperti panorama kebun teh, hutan pinus, dan kebun sayur yang menjadi pemandangan khas di ketinggian 1.000-1.400 meter di atas permukaan laut.

  Pangalengan memiliki sejuta pesona alam yang indah. Di sini, Anda dapat menemukan banyak tempat wisata seperti Situ Cileunca, Malabar, Pemandian air panas Cibolang, perkebunan teh, dan banyak lagi tempat wisata lainnya.

Menjelajahi alam di Pangalengan bisa Anda lakukan dalam satu kawasan yang sangat berdekatan, saling terpadu, dan berhubungan antara wisata petualangan alam dengan atraksi menarik, seperti outbound, paintball, flying fox, dan kegiatan lainnya. (ftr)

Kamis, 08 November 2012

perkebunan teh malabar

Arsip Sampel Teh Ekspor
Seringkah Anda minum teh? Pernahkah terbayang bagaimana proses pembuatannya? Jangan iri, hari ini kami mengunjungi salah satu pabrik pengolahan teh terbesar di Jawa Barat, yang merupakan bagian dari PT. Perkebunan Nusantara VIII yang beralamat di Jalan Sindangsirna No. 4 Bandung. Perusahaan ini memiliki 24 pabrik pengolahan teh yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Di Pengalengan sendiri setidaknya ada 7 pabrik pengolahan teh milik PT. Perkebunan Nusantara VIII dan yang kami kunjungi adalah Perkebunan Teh Malabar.



Perkebunan Teh Malabar dibuka pada tahun 1890 pada ketinggian 1550 meter dpl. Letaknya di Kecamatan Pengalengan, 45 km di sebelah selatan Kota Bandung.

Perkebunan Teh Malabar tidak saja terkenal dengan produk tehnya, melainkan juga keindahan alamnya yang memang mempesona. Selain itu tempat ini juga menyimpan catatan-catatan sejarah penting diantaranya bahwa Karel Albert Rudolf Bosscha, asal Belanda, telah mengabdikan pengetahuannya tentang teh di Perkebunan Teh Malabar hingga beliau wafat pada tahun 1928. Makam KAR Bosscha terletak di kawasan hutan lindung Perkebunan Malabar. Kursi yang masih tampak di situ, konon merupakan tempat beliau beristirahat setelah memeriksa kebun-kebun. Jejak berharga lain yang ditinggalkan oleh KAR Bosscha adalah Peneropong Bintang Bosscha di Lembang, Gedung Leger des Heils (Salvation Army) di Jalan Jawa Bandung, Sekolah untuk orang bisu dan tuli, pun perusahaan telepon untuk Bandung dan Priangan di Tegallega (sekarang PT. INTI).

Perjalanan menuju Perkebunan Teh Malabar yang panjang dirasa singkat karena kondisi jalan yang bagus dan di kanan-kiri nampak hijaunya perkebunan teh. Belum lagi kami menyaksikan sendiri penduduk setempat memetik pucuk teh. Kejadian langka bagi kami yang biasanya hanya menyaksikan hal tersebut di televisi.

Kawasan Perkebunan Teh Malabar sangat luas. Sebelum masuk kami harus melapor dulu kepada petugas, mengisi buku tamu dan mengenakan kartu pengunjung/visitor. Lantas kami diantar ke sebuah ruangan luas yang merupakan bagian dari bangunan pabrik oleh pak Panja. Di ruangan ini terdapat foto KAR Bosscha dan juga visi-misi perkebunan teh ini. Tak lama datang seorang pria yang selanjutnya akan mengantar kami berkeliling. Pak Agus, demikian beliau disapa, sangat ramah dan sabar. Tenang beliau mengajak kami menaiki anak tangga menuju lantai atas tempat pengolahan teh bermula.

Daun teh yang dipetik, awal mula melewati proses pelayuan yang memakan waktu 18 jam di sebuah tempat berbentuk persegi empat panjang bernama withered trough. Setiap 4 jam daun teh dibalik secara manual. Masing-masing withered trough memuat 1 - 1,5 ton daun teh. Fungsi dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.

Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukkan ke dalam gentong dan diangkut menggunakan monorel ke tempat proses berikutnya. Dari monorel, daun-daun teh dimasukkan ke mesin penggilingan. 1 mesin memuat 350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50 menit. Setelah digiling, daun teh dibawa ke tempat untuk mengayak. Proses untuk mengayak ini terjadi beberapa kali dengan hasil hitungan berdasarkan jumlah mengayak: bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4 dan badag.

Proses berikutnya adalah fermentasi. Bubuk 1 sampai bubuk 4 difermentasi dalam waktu berbeda :

Bubuk 1 = 120 menit
Bubuk 2 = 80 menit
Bubuk 3 = 60 menit
Bubuk 4 = 50 menit

Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100 derajat Celcius. Bahan bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa yang lebih enak.

Usai dikeringkan daun teh dibawa ke ruang sortasi. Ada 3 jenis pekerjaan yang dilakukan di ruang sortasi. Pertama; memisahkan daun teh yang hitam dan yang merah dengan menggunakan alat yang disebut vibro. Kedua; memisahkan yang besar dan yang kecil. Ketiga; memisahkan yang berat dan yang ringan.

Setelah semua proses selesai dikerjakan maka daun-daun teh harus diperiksa dulu (quality control). Bila daun teh tersebut memenuhi standar maka akan dikemas di tempat penyimpanan sementara (disimpan di dalam tong plastik berukuran besar). Bila sudah siap untuk dipasarkan, contohnya di ekspor, maka daun teh yang siap dipasarkan tersebut akan dikemas ke dalam papersack.

Yang perlu diingat adalah dari semua pengolahan teh, selalu ada arsip/contoh untuk menghadapi klaim dari pihak luar/konsumen.

Informasi pak Agus, proses pengolahan teh secara keseluruhan adalah 24 jam. Dimulai dari proses pelayuan hingga pengepakan. Dan Anda tidak perlu ragu karena teh hasil olahan dari Perkebunan Teh Malabar berkualitas baik. Hal ini dibuktikan dengan standarisasi yang mereka ikuti saat ini; sistem ISO 9000. Bila ada kenaikan standarisasi lagi, Perkebunan Teh Malabar pasti akan menurutinya.

Melihat lebih dekat pengolahan teh memang mengasyikkan. Apalagi guide-nya seramah pak Agus. Kami sudah menyaksikannya sendiri. Bagaimana dengan Anda